Diberdayakan oleh Blogger.

FIFA CENTURY

FIFA CENTURY

10 Manager Sepakbola Terbaik Sepanjang Masa

Manager atau pelatih yang handal dan jenius akan sangat dibutuhkan untuk mengangkat prestasi tim. Kadangkala banyak dari mereka yang mengalami kegagalan dalam melatih sebuah klub ataupun tim nasional yang kemudian berujung pada pemecatan. Namun, tidak sedikit juga yang meraih prestasi besar dengan mempersembahkan berbagai trofi kejuaraan bagi tim yang ditanganinya, bahkan namanya terus dikenang sepanjang zaman.

Berikut ini adalah daftar 10 manager sepakbola paling sukses sepanjang sejarah sepakbola yang telah disusun secara acak. Sebetulnya banyak sekali yang namanya pantas masuk daftar, tetapi FIFA CENTURY telah menetapkan hanya 10 yang terbaik dari yang terbaik.



1. BRIAN CLOUGH




Banyak orang menganggap Brian Clough adalah salah satu pelatih tersukses Inggris yang tidak pernah menukangi timnas. Tangan dinginnya terbukti sangat mujarab. Bagaimana tidak? Bersama asisten setianya, Peter Taylor, duet fenomenal ini mampu membawa 2 klub kecil yang tidak diperhitungkan dari divisi 2, Derby County dan Nottingham Forest, promosi hingga menjuarai kasta tertinggi Liga Inggris. Bahkan Brian Clough pernah menghebohkan dunia dengan membawa Nottingham Forest merajai kompetisi Eropa.

Karier luar biasanya dimulai dari klub divisi 2 Liga Inggris, Derby County. Clough kemudian sukses membawa klub itu juara divisi 2 dengan rekor 22 pertandingan tak terkalahkan dan berhak atas tiket promosi ke divisi 1. Dengan kerja kerasnya, Clough berhasil mempertahankan eksistensi Derby County di jajaran tim papan atas divisi 1 hingga akhirnya merebut gelar Liga Inggris tahun 1972 untuk pertama kalinya bagi klub itu sejak berdiri tahun 1884. Tak hanya itu, Clough juga sukses membawa Derby County hingga babak semifinal Liga Champions sebelum dikalahkan Juventus.

Pencapaian terbesarnya datang saat Clough bersama asistennya, Peter Taylor, membesut klub yang saat itu tengah terpuruk di divisi 2 Liga Inggris dan menempati peringkat 13, Nottingham Forest. Hal yang tak disangka-sangka terjadi di luar prediksi manajemen klub dan suporter Forest. Clough sukses membawa klub kecil itu promosi ke divisi 1 Liga Inggris tahun 1977. Hebatnya, Clough langsung mengantarkan Nottingham menjadi juara Liga Inggris 1978 di musim pertama mereka promosi, gelar Liga Inggris satu-satunya Nottingham hingga saat ini. Bahkan Clough berhasil melengkapinya dengan gelar Piala Liga Inggris di tahun yang sama sehingga menjadikan klubnya double winners. Tahun yang benar-benar sempurna untuk klub yang baru saja promosi karena selain double winners, Nottingham juga mencatat rekor 42 pertandingan tak terkalahkan di Liga Inggris dari November 1977 hingga Desember 1978.

Belum berhenti sampai disitu keajaiban Nottingham. Tangan dingin Clough kembali membuahkan hasil luar biasa di kompetisi Eropa. Nottingham Forest sukses menjadi kampiun Liga Champions 2 tahun berturut-turut (1979, 1980), hanya 2 tahun setelah mereka promosi dari divisi 2. Tak banyak pelatih yang bisa melakukan apa yang telah dicapai Clough.

Clough memutuskan pensiun sebagai pelatih sepakbola pada tahun 1993 setelah Nottingham Forest tunduk 2-0 dari Sheffield United dan memastikan timnya terdegradasi kembali. Atas jasa-jasanya yang telah mengharumkan nama klub di kancah sepakbola dunia, warga Nottingham membuat patung dirinya yang diletakkan di tengah kota. Clough meninggal dunia pada tanggal 20 September 2004 dalam usia 69 tahun, sebulan setelah Arsenal memecahkan rekor tak terkalahkannya di Liga Inggris.



2. VITTORIO POZZO




Vittorio Pozzo, dialah pelatih terbesar yang pernah dilahirkan bumi Italia dengan 2 titel Piala Dunia di tangannya. Belum ada satu pelatih pun di dunia yang sanggup mengulangi apa yang telah dilakukannya hingga kini. Sempat menjadi wartawan Harian La Stampa setelah sebelumnya 2 kali mengalami kegagalan menukangi timnas, Pozzo kemudian berhasil melambungkan nama Italia di pentas dunia dengan merajai semua turnamen besar era 30-an. Bahkan Pozzo rela bertugas tanpa digaji sebagai wujud rasa cintanya pada bangsa.

Melatih kembali timnas tahun 1929, Pozzo langsung mengevaluasi penyebab kegagalan di masa lalu. Hasilnya, gelar juara Piala Dunia 1934 berhasil direbutnya di kandang sendiri. Hebatnya lagi, Pozzo mampu melakukannya di tengah ancaman bengis dari penguasa diktator fasis Italia pada masa itu, Benito Mussolini. Konon, jika gagal juara, Pozzo dan pasukannya harus menjalani hukum gantung !

Prestasi gemilang itu dilanjutkannya 4 tahun kemudian. Dengan menggunakan taktik yang sama bernama metodo dan mengandalkan para pemain terbaik dunia kala itu, seperti Giuseppe Meazza dan Silvio Piola, Pozzo kembali mempersembahkan gelar juara Piala Dunia 1938 bagi Italia. Jadilah Pozzo sebagai satu-satunya pelatih di dunia yang memenangkan 2 gelar Piala Dunia hingga saat ini. Bahkan Pozzo juga mengukir rekor lainnya yang tak kalah hebat. Pozzo sukses membawa Italia menjadi tim yang tak tersentuh kekalahan selama 5 tahun, dari 1934 hingga 1939.

Belum berhenti sampai disitu tangan dingin Pozzo membuahkan hasil. Dengan bermodalkan para pelajar dari perguruan tinggi yang tentu saja miskin pengalaman internasional, bahkan sebagian dari mereka belum pernah bermain di kompetisi lokal, Pozzo justru sukses mempersembahkan medali emas bagi Italia pada ajang sepakbola Olimpiade 1936. Emas satu-satunya yang diraih Italia hingga saat ini. Pozzo juga sukses memberikan medali perunggu pada ajang yang sama 8 tahun sebelumnya. Semua pencapaian besar itu menempatkan Italia menjadi tim pertama yang mampu meraih treble winners dalam 4 tahun, prestasi fenomenal yang akan terus dikenang sepanjang zaman.

Secara keseluruhan, Pozzo meraih 64 kemenangan, 17 seri, dan 16 kekalahan sepanjang kiprahnya melatih timnas Italia. Setelah pengunduran dirinya tahun 1948, nama Pozzo seakan menghilang bak ditelan bumi hingga kabar meninggal dunianya dalam usia 82 tahun.



3. BOB PAISLEY




Setelah menerima tongkat estafet dari Bill Shankly untuk meneruskan kebangkitan Liverpool, Bob Paisley yang sebelumnya hanya menjabat sebagai asisten Bill Shankly kemudian menjelma menjadi sosok pelatih legendaris Liverpool dan termasuk salah satu pelatih tersukses di daratan Inggris juga Eropa. Hanya dalam kurun waktu 9 tahun (1974-1983), Bob Paisley total telah memberikan 21 trofi untuk klub Liverpool. Masa-masa itulah menjadi masa keemasan klub kota pelabuhan tersebut.

Bob Paisley mengambil alih Liverpool dari tangan Bill Shankly yang memutuskan pensiun. Tak butuh waktu lama bagi Bob merengkuh masa kejayaannya karena hanya tahun pertama saja Bob tanpa gelar. Dalam 8 tahun berikutnya, Bob Paisley sukses mempersembahkan 6 gelar juara Liga Inggris (1976, 1977, 1979, 1980, 1982, 1983), 3 Piala Champions (1977, 1978, 1981), Piala UEFA 1976, 3 Piala Liga, 5 Piala Community Shield, dan Piala Super Eropa 1977. Prestasi yang sukar ditandingi oleh pelatih-pelatih Liverpool berikutnya.

Bob tidak hanya sukses memberikan trofi untuk Liverpool, tetapi juga berhasil melakukan regenerasi dalam tim dengan tampilnya para bintang muda seperti Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish, dan Ian Rush yang kemudian menjadi legenda Liverpool . Hingga kini, belum ada satu pelatih pun yang sanggup memberikan gelar juara Liga Inggris bagi Liverpool sejak kompetisi Liga Inggris berganti format tahun 1992. Nama Bob Paisley pun terpatri sebagai satu-satunya pelatih yang telah memenangkan 3 trofi Liga Champions hingga saat ini.



4. ALEX FERGUSON




Salah satu pelatih dengan torehan gelar juara terbanyak di dunia dan merupakan manager tersukses di Britania ini telah melakoni lebih dari 1000 pertandingan. Total, pria yang kerap disapa Fergie ini telah memenangkan 49 gelar juara bersama klub-klub yang dilatihnya. Itupun belum ditambah dengan berbagai penghargaan individunya. Maka, sangat tak heran jika Fergie pantas menyandang titel sebagai manager tersukses di Inggris Raya sepanjang sejarah.

Selama 12 tahun pertama menangani 2 klub dari Skotlandia, St. Mirren dan Aberdeen, Fergie menyulap 2 klub kecil itu menjadi klub papan atas Skotlandia. Bersama St. Mirren, Fergie memenangkan gelar juara Liga Skotlandia tahun 1977. Kariernya semakin mengilap kala melatih Aberdeen. Fergie sanggup merusak dominasi 2 penguasa Skotlandia saat itu, Celtic dan Rangers, dengan memberikan 3 titel juara Liga Skotlandia, 4 Piala Skotlandia, Piala Liga Skotlandia 1986, Piala Winners 1983, dan Piala Super Eropa 1983 bagi Aberdeen.

Kariernya semakin berkibar kala Fergie mulai menukangi Manchester United (MU) pada tahun 1986. Fergie berhasil mengangkat kembali nama besar MU dengan menjuarai 8 gelar Liga Inggris dalam 11 musim. Puncaknya terjadi pada tahun 1999. Dengan bermodalkan skuad para talenta muda yang dipromosikan dari Akademi MU yang kemudian menjadi tulang punggung tim di masa depan, seperti Paul Scholes, Ryan Giggs, David Beckham, Nicky Butt, Gary Neville, dan Phil Neville, Fergie berhasil mengantarkan MU ke puncak dunia dengan mempersembahkan treble winners, yaitu gelar Liga Inggris 1999, Piala FA 1999, Liga Champions 1999 dan menempatkan MU menjadi klub Inggris pertama yang sukses mencetak treble winners. Atas prestasi gemilang itulah, Kerajaan Inggris melalui Ratu Elizabeth II menganugerahi Fergie gelar kebangsawanan Inggris, yaitu gelar "Sir" di depan namanya.

Secara keseluruhan, Fergie telah mempersembahkan 13 gelar juara Liga Inggris, 5 Piala FA, 4 Piala Liga, 10 Piala Community Shield, 2 Liga Champions (1999, 2008), Piala Winners 1991, Piala Super Eropa 1991, Piala Interkontinental 1991, dan Piala Dunia Antarklub 2008 selama 27 tahun dirinya melatih MU. Tahun 2012 IFFHS kemudian menetapkan namanya sebagai Pelatih Terbaik Abad Ini. Di samping itu, IFFHS juga memberikan gelar Pelatih Terbaik Dunia tahun 1999 dan 2008 bagi Fergie. Di tangan Ferguson pula-lah, pemain fenomenal Cristiano Ronaldo berkembang menjadi pemain besar.

Tahun 2013 Fergie memutuskan untuk mundur dari MU dan pensiun dari dunia kepelatihan. MU kemudian memberikannya penghargaan dengan mengubah nama salah satu tribun di Old Trafford menjadi Alex Ferguson Stand tepat di hari ulang tahunnya yang ke-70 tahun.



5. JOSEP GUARDIOLA




Tak ada yang pernah menyangka sama sekali pelatih muda nihil pengalaman melatih, Josep Guardiola, justru melesat menjadi pelatih tersukses Barcelona sepanjang sejarah klub hanya dalam tempo waktu 4 tahun kiprahnya di klub Catalunya tersebut. Hampir semua pengamat sepakbola dan pendukung klub menentangnya dengan keras kala Guardiola ditunjuk presiden Juan Laporta tahun 2008 menggantikan pelatih utama sebelumnya, Frank Rijkaard, yang sukses mengembalikan kejayaan Barcelona mengingat pengalaman Guardiola hanya melatih tim Barcelona B selama setahun dan belum pernah melatih klub profesional. Tetapi semua keraguan itu dijawabnya dengan bukti nyata, 14 gelar dalam 4 tahun !

Pelatih yang akrab disapa 'Pep' ini memulai tahun pertamanya di Barcelona dengan membuat keputusan yang sangat kontroversial. Masih ingat dalam ingatan bagaimana Pep kala itu dengan berani melepas sejumlah pemain pentingnya yang telah mengangkat prestasi Barca, seperti Ronaldinho, Samuel Eto'o, dan Deco dan mempertahankan para pemain belia dari La Masia (akademi Barcelona), seperti Lionel Messi, Xavi Hernandez, dan Andres Iniesta. Hasilnya, SPEKTAKULER ! Barca memborong 6 trofi dalam setahun ! Mulai dari gelar Liga Spanyol 2009, Copa del Rey 2009, Piala Super Spanyol 2009, Liga Champions 2009, Piala Super Eropa 2009, hingga Piala Dunia Antarklub 2009. Hebatnya lagi, torehan sextuple (6 gelar dalam setahun) itu dia raih di musim debutnya melatih klub Catalan tersebut. Alhasil, Pep menjadi pelatih pertama di dunia yang sanggup menyapu bersih seluruh trofi kejuaraan klub yang ada dalam setahun sepanjang sejarah sepakbola profesional.

Secara keseluruhan, Pep sudah menyumbangkan 3 gelar Liga Spanyol (2009, 2010, 2011), 2 Copa del Rey (2009, 2012), 2 Piala Super Spanyol (2009, 2010, 2011), 2 Liga Champions (2009, 2011), 2 Piala Super Eropa (2009, 2011), dan 2 Piala Dunia Antarklub (2009, 2011) selama 4 tahun dirinya melatih Barcelona. Melalui kejeniusannya pula-lah, Pep mengubah Messi menjadi pemain besar bersama dengan para pemain dari La Masia lainnya.

Masa-masa itu menjadi periode terbaik Barcelona sepanjang sejarah dimana Barca mendominasi persepakbolaan Eropa dan dunia berkat taktik fenomenal tiki-taka yang berhasil diterapkan Pep dalam tim. Selain gelar juara bersama klub, Pep juga tercatat telah meraih 19 penghargaan sebagai pelatih terbaik, diantaranya gelar Pelatih Terbaik Dunia 2009 dan 2011 versi IFFHS, Pelatih Terbaik Dunia FIFA 2011 versi Ballon d'Or, Pelatih Terbaik UEFA 2009, Pelatih Terbaik La Liga 2009, 2010, 2011, dan Trofi Miguel Munoz 2009, 2010. Tak hanya itu, Pep juga menerima penghargaan medali emas dari Parlemen Catalan atas jasa besarnya yang telah mengharumkan nama Catalan ke kancah dunia.



6. RINUS MICHELS




Dialah salah satu pelatih terhebat sepanjang masa yang pernah dilahirkan negeri Belanda, Rinus Michels. Berkat taktik fenomenal yang diciptakannya bernama Total Football, Michels membawa klub Ajax Amsterdam begitu mendominasi kompetisi domestik dan Eropa pada dekade 60-an dan 70-an. Masa-masa itu menjadi masa paling bersejarah bagi Ajax Amsterdam.

Rinus Michels dianggap sebagai pencetus faham Total Football, sebuah taktik yang sangat menyerang dimana hampir seluruh pemain dalam tim bergerak menyerang, termasuk pemain bertahan sekalipun, tujuannya jelas, Gol ! Johan Cruyff menjadi komponen utama dalam filosofi menyerang Michels. Hasilnya? Benar-benar spektakuler. Ajax menghipnotis dunia dengan Total Football-nya dan menjadi tim yang sangat menakutkan. Michels memimpin Ajax merajai kompetisi domestik dengan menyabet titel Liga Belanda tahun 1966, 1967, 1968, dan 1970. Itu belum termasuk dengan 3 trofi Piala Belanda yang juga berhasil direbutnya tahun 1967, 1970, dan 1971. Superioritas Ajax juga berimbas pada kompetisi Eropa. Setelah hanya sanggup menjadi finalis tahun 1969, Michels akhirnya sukses merebut mahkota Piala Champions tahun 1971, gelar pertama Ajax di ajang tersebut. Meskipun Michels meninggalkan Ajax tahun 1971, namun suksesornya Stefan Kovacs tetap mempertahankan gaya Total Football-nya dan kembali memenangkan Piala Champions tahun 1972 dan 1973.

Kesuksesan itu kemudian mengantarkan Michels untuk pertama kalinya mengarsiteki timnas Belanda yang akan dipimpinnya pada ajang Piala Dunia 1974. Dengan kembali mengusung gaya Total Football-nya dan mengandalkan Sang Jenderal Johan Cruyff dalam timnya, Belanda tampil superior dan atraktif. Michels bersama timnya mampu menyihir dunia dengan permainan menyerang yang amat mengesankan. Pelatih yang juga mempersembahkan gelar Liga Spanyol 1974 dan Copa del Rey 1978 bagi Barcelona ini berhasil membawa Belanda melaju hingga babak final setelah menyingkirkan tim kuat Argentina dan juara bertahan Brazil, meskipun akhirnya harus mengakui kekalahan dari Jerman Barat.

Kesempatan kedua datang saat Michels kembali ditunjuk untuk menukangi Belanda tahun 1984. Bermaterikan para pemain 'The Dream Team' AC Milan, seperti Marco Van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard, Michels sukses mempersembahkan mahkota Piala Eropa tahun 1988, gelar internasional satu-satunya Belanda hingga saat ini.

Atas figur pentingnya dalam perkembangan sepakbola Belanda juga dunia, FIFA kemudian menetapkan Rinus Michels sebagai Pelatih Terbaik Abad Ini tahun 1999. Michels meninggal dunia tahun 2005 dalam usia 77 tahun setelah menjalani operasi jantung yang keduanya. Walaupun begitu, faham Total Fottball yang dicetuskannya telah melegenda dan masih banyak digunakan tim-tim lain pada era modern sekarang ini meskipun tidak sesempurna Michels.



7. HELENIO HERRERA




Publik Italia pasti akan selalu mengingat nama besarnya yang telah membawa perubahan baru pada gaya permainan sepakbola Italia dan juga mengantarkan Inter Milan mencapai periode terbaiknya dalam sejarah klub. Ya, dekade 60-an menjadi puncak karier seorang Herrera selama menekuni profesinya sebagai pelatih profesional.

Pelatih yang sebelumnya sukses mengantarkan Atletico Madrid dan Barcelona masing-masing 2 kali juara La Liga Spanyol ini direkrut presiden Inter Angelo Moratti tahun 1960 untuk menukangi klub. Herrera langsung menggeber revolusi besar dengan menerapkan sebuah taktik pertahanan gerendel dan mengandalkan serangan balik, yang kemudian kita kenal dengan sebutan taktik 'Catenaccio'.

Hasilnya sungguh tak main-main. Inter menjadi tim yang sangat menakutkan dan ditakuti lawan-lawannya pada masa itu. Herrera sukses besar membawa Inter merajai kompetisi domestik dengan memenangkan 3 scudetto (1963, 1965, 1966) hanya dalam 4 tahun setelah sebelumnya puasa scudetto selama 8 tahun. Tak hanya domestik, Inter juga tampil menggila di kompetisi Eropa dengan menjuarai Piala Champions 2 tahun berturut-turut (1964, 1965). Hebatnya lagi, Herrera juga sukses menggondol Piala Interkontinental 1964 dan 1965. Itu adalah gelar pertama Inter di level internasional.

Meskipun permainan tim kurang atraktif, namun taktik Catenaccio yang diterapkannya sangat efektif dan terbukti Herrera berhasil melahirkan tim terhebat Inter sepanjang sejarah yang dikenal dengan julukan "La Grande Inter" atau "The Great Inter" (Inter yang Hebat). Taktik itu kemudian melegenda dan masih sering dipergunakan tim-tim Italia pada masa kini meskipun dengan varian yang berbeda.

Sepanjang karier profesionalnya sebagai pelatih, Herrera telah mempersembahkan 16 gelar bergengsi selama melatih Atletico Madrid, Barcelona, Inter Milan, AS Roma, dan tim-tim lainnya. Herrera meninggal dunia tahun 1997 dalam usia 87 tahun.



8. JOSE MOURINHO




Siapa yang tidak kenal pelatih berkebangsaan Portugal ini. Pelatih yang terkenal kontroversial dan sering mengeluarkan komentar pedas ini merupakan salah satu pelatih tersukses pada era modern sekarang ini. Bermula dari hanya sebagai penerjemah sang pelatih utama, Sir Bobby Robson di Sporting Lisbon, Mourinho kemudian melesat menjadi salah satu pelatih papan atas dunia dan merupakan salah satu manager tersukses sepanjang masa. Hampir tiap klub yang ditanganinya selalu bergelimang gelar.

Karier spektakulernya dimulai di klub Portugal, FC Porto. Hanya dalam tempo waktu 2,5 tahun, Mourinho sudah bisa membawa pulang 6 trofi bergengsi, termasuk diantaranya treble winners yang berhasil dicapainya tahun 2003, yaitu gelar Liga Portugal 2003, Piala Portugal 2003, dan Piala UEFA 2003. Puncaknya terjadi pada tahun berikutnya dimana Mourinho berhasil mengantarkan Porto menjadi juara Liga Champions 2004 setelah menyingkirkan tim-tim favorit dan kembali mempertahankan gelar liga di tahun yang sama.

Mourinho juga meraih sukses kala membesut klub Inggris Chelsea dimana Mourinho berhasil mempersembahkan gelar Liga Inggris 2005 di musim pertamanya melatih Chelsea setelah puasa gelar liga 50 tahun lamanya. Hebatnya, Mourinho sanggup mempertahankan gelar tersebut di tahun berikutnya. Selain itu, Mourinho juga menggondol 2 Piala Liga Inggris, Piala FA 2007, dan Piala Community Shield 2005 bagi Chelsea. Berkat pencapaian luar biasa itulah, Mourinho kemudian menyebut dirinya sebagai 'The Special One'.

Namanya semakin melambung tinggi kala dirinya mulai menukangi klub Inter Milan. Pelatih yang kerap disapa Mou ini sukses melabuhkan gelar scudetto 2009 di musim pertamanya. Prestasi emas berhasil diukirnya pada tahun berikutnya. Mourinho mencetak treble winners yang kedua sepanjang karier kepelatihannya dengan memenangkan scudetto 2010, Piala Italia 2010, dan Liga Champions 2010. Dengan demikian, Inter Milan menjadi tim Italia pertama yang sukses mencetak treble winners sepanjang sejarah.

Gelar juara seolah tak mau jauh dari tangan dingin Mourinho. Lepas dari Inter, dia justru membawa klub raksasa Spanyol Real Madrid menjuarai Liga Spanyol 2012, Copa del Rey 2011, dan Piala Super Spanyol 2012.

Tak hanya gelar bersama klub, berbagai penghargaan individual nan prestisius juga berhasil disandangnya. Mourinho menjadi satu-satunya pelatih di dunia hingga saat ini yang telah 4 kali terpilih sebagai Pelatih Terbaik Dunia versi IFFHS, yaitu tahun 2004, 2005, 2010, 2012. Lain dari itu, Mourinho juga dinobatkan sebagai Pelatih Terbaik Dunia FIFA 2010 versi Ballon d'Or, Pelatih Terbaik UEFA 2003, 2004, Pelatih Terbaik Serie A 2009, 2010, Pelatih Terbaik Liga Portugal 2003, 2004, Pelatih Terbaik Liga Inggris 2005, 2006, dan Trofi Miguel Munoz 2011, 2012.



9. ERNST HAPPEL




Austria pernah melahirkan seorang legenda besar dalam dunia sepakbola. Siapa lagi kalau bukan Ernst Happel, yang namanya diabadikan sebagai nama stadion terbesar di Austria, tepatnya di kota Wina. Setelah sukses sebagai pemain dengan mengantarkan timnas Austria pada pencapaian tertingginya di kancah sepakbola dunia, yaitu peringkat 3 Piala Dunia 1954, Happel kemudian mencoba peruntungan sebagai manager sepakbola profesional dengan melatih klub-klub dari Belanda, Belgia, Jerman, dan Austria, juga timnas Belanda.

Happel memulai karier kepelatihannya di klub Belanda ADO Den Haag. Dia berhasil mengubah klub medioker itu menjadi salah satu klub papan atas dan memenangkan Piala Belanda tahun 1968. Kariernya semakin gemilang saat melatih Feyenoord. Musim pertamanya Happel langsung mempersembahkan gelar Piala Champions 1970 dan Piala Interkontinental 1970. Itu adalah pertama kalinya klub Belanda memenangkan kompetisi Eropa. Sukses itu berlanjut di tahun berikutnya, kali ini titel Liga Belanda 1971 berhasil disabet Happel.

Prestasi emas juga berhasil ditorehkan Happel kala dirinya melanjutkan kiprahnya di Belgia. Bersama Club Brugge, Happel merajai kompetisi domestik dengan mempersembahkan titel Liga Belgia 1976, 1977, 1978 dan Piala Belgia tahun 1977. Happel juga turut mengantarkan klub Belgia lainnya Standard Liege menjadi juara Piala Belgia 1981 dan Piala Super Belgia 1981.

Puncak kariernya terjadi saat Happel membesut klub Jerman Hamburg SV. Happel sukses besar membawa Hamburg menjadi juara Piala Champions 1983 setelah mengalahkan Juventus yang lebih difavoritkan. Itu menjadi gelar Champions satu-satunya yang diraih Hamburg hingga saat ini. Dengan demikian, Happel menjadi pelatih pertama di dunia yang sanggup memenangkan Piala Champions dengan 2 klub berbeda. Selain kompetisi Eropa, Happel juga mengantarkan Hamburg menjadi juara Liga Jerman 1982, 1983 dan Piala Jerman 1987. Tak hanya itu, Happel juga mencetak rekor Bundesliga dengan 36 pertandingan liga tak terkalahkan.

Kesuksesan juga mengiringi Happel saat dirinya dipercaya menangani timnas Belanda. Tanpa kehadiran Johan Cruyff dalam tim, Happel mampu membawa timnas Belanda melaju hingga babak final Piala Dunia 1978 meskipun akhirnya harus takluk di tangan tim tuan rumah Argentina.

Menjelang akhir kariernya, Happel masih sanggup mempersembahkan 2 gelar Liga Austria dan Piala Austria 1989 bagi klub Swarovski Tirol. Sekali lagi, Happel mencatatkan namanya dalam buku sejarah sebagai satu dari 4 pelatih di dunia yang telah memenangkan gelar liga dengan 4 klub dari negara yang berbeda. Happel menghembuskan nafas terakhirnya tahun 1992 karena kanker paru-paru yang dideritanya, tidak lama setelah dia menerima tawaran sebagai pelatih timnas Austria.



10. MIGUEL MUNOZ




Pelatih terakhir yang masuk list adalah Miguel Munoz, manager paling sukses dalam sejarah Real Madrid. Pelatih berdarah Spanyol ini juga tercatat sebagai pelatih dengan masa kerja paling lama dalam memimpin klub raksasa Spanyol tersebut, 14 tahun ! Bukan waktu yang sebentar untuk pelatih yang menangani klub bertabur bintang sekaliber Real Madrid. Apalagi mengingat klub ibukota itu merupakan klub kesayangan penguasa diktator negara Spanyol saat itu, Jenderal Franco, tentu tekanan besar untuk meraih prestasi dirasakan Munoz.

Namun, semua tuntutan itu mampu dijawabnya dengan berbagai gelar prestisius di lapangan. Munoz mampu mempertahankan status Madrid sebagai penguasa negeri Matador dekade 60-an dan menjadi kekuatan yang menakutkan seantero Eropa. Bagaimana tidak? Dalam 12 tahun, Madrid memonopoli kompetisi lokal dengan menjuarai 9 gelar Liga Spanyol, yaitu tahun 1961, 1962, 1963, 1964, 1965, 1967, 1968, 1969, dan 1972. Selain itu, Munoz juga sukses membawa pulang 3 trofi Copa del Rey, 2 Piala Champions (1960, 1966), dan Piala Interkontinental 1960.

Pencapaian fenomenal ini menempatkan namanya sebagai Pelatih No.1 Real Madrid sepanjang sejarah klub. Hingga saat ini, belum ada satu pelatih Madrid pun yang sanggup menyamai apa yang sudah diberikannya pada klub ibukota itu Terbukti, setelah ditinggal Munoz, Madrid harus mengalami puasa gelar Eropa hingga 32 tahun lamanya sebelum Jupp Heynckes mengakhirinya dengan titel Liga Champions tahun 1992.

Selain menangani klub, Munoz juga pernah mengarsiteki timnas Spanyol dekade 80-an. Dia berhasil membawa negeri Matador melaju hingga babak final Piala Eropa 1984 yang diselenggarakan di Prancis, namun sayang Spanyol harus tunduk di tangan tim tuan rumah saat itu.

Munoz meninggal dunia tahun 1990 dalam usia 68 tahun akibat pendarahan. Harian Spanyol Marca kemudian merancang penghargaan Trofi Miguel Munoz mulai tahun 2006, untuk mengenang prestasi besarnya sebagai pelatih legendaris Madrid. Trofi itu diberikan kepada setiap entrenador di ranah Spanyol yang dianggap terbaik tiap tahun.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

7 komentar:

  1. Nice info

    Toko Online Komputer Terpercaya, Terlengkap, Terbaik, Berkualitas Dan Termurah Hanya Di Olstorepc.com

    BalasHapus
  2. Josep guardiola melatih klub yang sudah instant. Di city belum kelihatan hasilnya.

    BalasHapus
  3. Wah lengkap sekali ulasan manager sepakbola terbaik sepanjang masa, kami juga punya informasi tentang situs sepakbola terkini di http://berandasehat.com/vivagoal-situs-berita-bola-terkini/ . salam kenal

    BalasHapus
  4. * KUNJUNGI SITUS KAMI DI *

    WWW.ID303.INFO


    MENANG BERAPAPUN, PASTI KAMI BAYAR !!! *


    * Melayani LiveChat 7 x 24 Jam Nonstop :

    - WA : 08125522303
    - BBM : CSID303



    Panduan Taruhan Sabung Ayam S128


    Agen Judi Online Sbobet


    www.ayambakar.live

    BalasHapus
  5. DEPOSIT BISA VIA PULSA XL!

    Delegasi Bandar Taruhan Judi Bola Sbobet Online Terpercaya dan terbaik yg menyediakan jasa layanan pada awal akun permainan judi atau taruhan online buat anda di perwakilan judi online yg bertaraf International, sah dan terpercaya hanya di judi deposit pulsa.

    Sebagai Perizinan Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola telah berkerja sama dgn perusahaan Sbobet beroperasi di Asia yang dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh presiden Isle of Man kepada beroperasi sbg juru taruhan olahraga sedunia.


    https://bolazeus.site/2019/01/02/situs-poker-online-deposit-via-pulsa/
    https://bolazeus.site/2019/01/01/kelebihan-bermain-taruhan-online-deposit-via-pulsa/

    Daftar di Link Alternatif anti Internet Positif disini :
    zeusbola livechat
    zeusbola livechat

    Ayo daftar sekarang di Zeusbola

    BalasHapus
  6. DEPOSIT PULSA & OVO

    DewaZeus merupakan partner dari situs ZeusBola, yang merupakan master bandar bandar taruhan judi bola, Casino, Poker, taruhan sabung ayam online S128, CF88 DewaPoker, Live Casino Agen Resmi Lisensi Filipina Paling Terpercaya di Indonesia, hanya di Zeusbola.

    Sbg Peserta Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola sudah berkerja sama dengan maskapai Sbobet beroperasi di Asia yg dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh sang presiden Isle of Man kepada beroperasi sebagai juru taruhan latihan jasmani sedunia.

    https://dewazeus.site/deposit-via-pulsa/
    https://dewazeus.site/situs-agen-taruhan-poker-deposit-via-pulsa-2019/
    zeusbola livechat

    bonus deposit s128

    Kunjungi juga link alternatif maxbet nova88 download nova88 apk, main langsung maxbet nova88.

    BalasHapus